Penampilan Pakesong-kesong dengan penyanyi Sinrilik duduk berdampingan, dimulai dengan pengantar dari sang penyanyi tentang lagu yang akan didendangkannya. Setelah itu maka dimulailah Pakesong-kesong memainkan kesong-kesongnya lalu menyusul penyanyi melagukan Sinrilik-nya yang biasanya berkisah tentang sikap kepahlawanan dan kejantanan. Kesenian ini dimainkan oleh 2 (dua) orang laki-laki berpakain adat passapu, sedangkan alat musiknya adalah sebuah kesong-kesong dan penggeseknya. Kesenian tradisional ini dapat dijumpai di Bonto kapetta Kelurahan Allepolea untuk memeriahkan acara-acara tertentu yang dianggap sesuai dengan semangat lagu-lagu kepahlawanan.
- Objek Wisata (11)
- Sejarah (4)
- Sosial budaya (20)
Minggu, 02 Januari 2011
Tarian Ma’Raga
Tarian ini menggambarkan keterampilan dalam mempermainkan bola raga, dengan gerakan atau atraksi yang beragam termasuk pada saat seorang atau dua orang pemain yang menaiki pundak temannya sambil tetap memainkan raga, atau memasukkan raga ke dalam passapu-nya melalui tendangan kaki. Tarian ini dimainkan olehg 6 (enam) orang laki-laki dengan berpakaian adat passapu. Alat yang digunakan; gendang, gong, pui’-pui’ dan sebagainya. Tersebar di Kabupaten Maros. Tujuan dari tarian ini untuk menyambut acara tertentu seperti; pesta panen, menyambut tamu, dan lain-lain.
Label: Sosial budaya
Tari Tubaranina Marusu
Pemain tampil dengan gerakan-gerakan heroik dan bersemangat dan diiringi dengan bunyi gendang dan gemuruh. Tarian ini dimainkan oleh 15 orang laki-laki dan 15 orang perempuan dengan pakaian adat. Alat musik yang digunakan; gendang Bugis. Tarian ini bertujuan untuk menggambarkan sikap kepahlawanan dan gagah berani dalam menghadapi musuh. Tarian ini tersebar di Kabupaten Maros.
Label: Sosial budaya
Tari Makkampiri
Tarian ini sebagai pernyataan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berhasilnya panen kemiri. Gadis belia menari-nari dengan gerakan seperti memungut buah kemiri. Tarian ini dimainkan oleh 3 (tiga) orang laki-laki dan 7 (tujuh) orang perempuan. Alat musik yang digunakan. Keranjang bambu, gendang, kecapi, pui’-pui’ dan gong. Taraian ini dapat dijumpai di Kecamatan Camba.
Label: Sosial budaya
Tari Bunting Berua
Sebuah tradisi seni tari yang diciptakan untuk menyema-rakkan suatu pesta adat perkawinan Bugis-Makassar maknanya adalah memberi suasana gembira dan bahagia bagi kedua mempelai dan segenap keluarga. Karena itu, tari Bunting Berua ini hanya khusus dipersembahkan didalam acara-acara pesta perkawinan adat Bugis-Makassar, lebih khusus perkawinan sebuah keluarga terpandang (bangsawan). Tarian ini dimainkan oleh 5 – 7 orang putri, alat musik yang digunakan; kecapi, suling, gendang, gong, katto-katto dan Anak Baccing. Seni tari ini dapat dijumpai di lingkungan Kassi Kebo Kecamatan Maros baru.
Label: Sosial budaya
Tarian Kalubampa
Tarian ini menceritakan tentang beberapa ekor kupu-kupu yang sedang terbang kesana-kemari dengan riangnya sambil mencari makanan dna pada saat itulah ada seorang laki-laki yang mencoba menangkap-nya. Setelah usaha yang keras akhirnya laki-laki itu berhasil menangkap seekor kupu-kupu. Tapi karena kecerdikannya, kupu-kupu itu berhasil meloloskan diri lagi dan kembali ke alamnya. Tarian ini dimainkan oleh 3 (tiga) orang laki-laki dan 6 (enam) orang perempuan. Perempuan berpakaian baju bodo berwarna yang dilengkapi dengan sepasang sayap. Pria berpakaian adat passapu. Alat musik yang digunakan; gendang, gong, pui’pui’-kecapi. Tarian ini dapat dijumpai di Kecamatan Bantimurung, tujuannya untuk menggugah hati manusia agar menyayangi dan bahkan melestarikan habitat kupu-kupu yang mulai terancam punah.
Label: Sosial budaya
Tari Mamuri-muri
Tarian ini untuk mengekspresikan rasa kegembiraan dan rasa syukur kepada Allah Swt. Atas tibanya tahun baru Islam setiap tanggal 1 Muharram tahun Hijriah. Tarian ini dimainkan oleh 7 (tujuh orang perempuan). Alat musik yang digunakan yaitu; gong, pui’-pui’ kecapi dan gendang. Tarian ini dilakukan tersebar di Kabupaten Maros.
Label: Sosial budaya
Tari Kalabbirang
Tarian ini sesuai dengan namanya Kalabbirang yang berarti keanggunan/anggun/mulia. Tarian ini diiringi nyanyian di persembahkan di kalangan Raja/Bangsawan tinggi kerajaan. Melambangkan keanggunan Putra-putri raja yang ikut menari. Tari Kalabbirang dimainkan oleh 7 orang putri dan 6 orang putra. Alat musik pengiring antara lain gendang, suling dan katto-katto. Di Lingkungan Kassi Kebo Kecamatan Maros Baru dapat di nikmati kesenian tari ini.
Label: Sosial budaya
Tari Mapeepe-pepe
Tarian ini bersifat sakral dan dilaksanakan untuk memperlihatkan kesaktian/kekebalan terhadap api. Setelah melakukan tarian dengan gerakan pencak silat diiringi gendang Pammancak, gong dan Pui-pui yang bersemangat, maka para pemain mulai membakar tubuh mereka (tangan dan bagian lainnya) dengan obor, tetapi tidak terbakar (kebal api). Tarian ini dilakukan oleh 5 laki-laki dengan berpakaian Passapu. Obyek tujuan seni ini di Cenrana Batu Bassi.
Label: Sosial budaya
Tari Mappadendang
Tarian ini dilakukan dalam upacara Mappadendang dalam rangka menyatakan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena keberhasilan panen. Tarian ini dilakukan dengan mengelilingi lesung sambil memegang alu/antan. Setelah beberapa gerakan tarian maka dimulailah acara “Mappadendang” yaitu dengan memukulkan ujung alu pada pinggiran lesung secara bergiliran dengan irama tertentu, bergembira dan bersemangat. Tarian ini dimainkan oleh 4 pria dengan 6 wanita yang memakai pakaian adat, Passapu Baju Bodo. Adapun musik pengiringnya dimainkan dengan alu dan lesung berisi padi yang ditumbuk. Tempat tujuan obyek wisata seni ini di lingkungan Kassi Kebo Kecamatan Maros Baru.
Label: Sosial budaya
Tari Salonreng
Tarian ini dilaksanakan untuk melepas hajat seperti berhasilnya panen atau sembuh dari penyakit dan terhindar dari malapetaka. Tarian ini dilaksanakan dengan mengelilingi satu ekor kerbau yang akan dijadikan persembahan dengan berbagai gerakan sambil menabur beras kemudian bermain pencak silat dengan menggunakan tombak dan dikahiri dengan Mangaru yang kemudian dilanjutkan dengan acara pemotongan kerbau sebagai rasa syukur dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk keselamatan.
Tari ini dimainkan oleh 6 wanita dengan mengenakan baju bodo dan 6 pria menggunakan passapu dan dilengkapi dengan tombak, keris serta bakul yang berisi padi, gula merah, pinang, daun sirih dan beras. Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian ini adalah dua buah gendang dan sebuah suling dengan lagu-lagu yang membangkitkan semangat. Tarian ini dapat dijumpai di Dusun Tanete Desa Bonto Somba Kecamatan Tompobulu.
Label: Sosial budaya
Ma’royong
Acara ini menampilkan tarian tradisional dengan nyanyian yang memberi nasehat atau petuah. Acara ini dapat dijumpai di Masale Kecamatan Tanralili. Acara ini didukung oleh 5 orang pemain yang menggunakan alat musik Anak Baccing dan alat tradisional lainnya dengan menggunakan baju bodo
Label: Sosial budaya
Dengka Ase Lolo
Label: Sosial budaya
Mallangiri
Mallangiri merupakan suatu prosesi pencucian benda-benda pusaka dan prapanen sekaligus menjadi penanda panen. Benda pusaka berupa batu mulia,konon mempunyai empat buah anakan yang bila pada proses pencuciannya bertambah maka dipercaya panen akan melimpah demikian pula sebaliknya. Upacara ini juga diiringi oleh alat musik tradisional dan upacara ini dilaksanakan di Masale Kecamatan Tanralili.
Label: Sosial budaya
Lomba Perahu Hias
Label: Sosial budaya
Maulid Rasulullah Saw.
Label: Sosial budaya
Bias Muharram
Label: Sosial budaya
Upacara Mappa Dendang
Label: Sosial budaya
Upacara Adat Katto Bokko
Label: Sosial budaya
Upacara Adat Appalili
Label: Sosial budaya
Situs Prasejarah Leang Akkarrasa Rammang-rammang
Label: Objek Wisata
Cagar Alam Karaenta
Label: Objek Wisata
Pantai Kuri
Label: Objek Wisata
Leang PanningE
Label: Objek Wisata
Rea Toa
Label: Objek Wisata
Bonto Somba
Label: Objek Wisata
Bulu’ Sipong
Label: Objek Wisata
Goa Pattunuang
Label: Objek Wisata
Sejarah Maros
1. | Distrik Turikale | Dipimpin oleh Karaeng |
2. | Distrik Marusu | Dipimpin oleh Karaeng |
3. | Distrik Simbang | Dipimpin oleh Karaeng |
4. | Distrik Bontoa | Dipimpin oleh Karaeng |
5. | Distrik Lau’ | Dipimpin oleh Karaeng |
6. | Distrik Tanralili | Dipimpin oleh Karaeng |
7. | Distrik Sudiang | Dipimpin oleh Gelarang |
8. | Distrik Moncongloe | Dipimpin oleh Gelarang |
9. | Distrik Bira | Dipimpin oleh Gelarang |
10. | Distrik Biringkanaya | Dipimpin oleh Gelarang |
11. | Distrik Mallawa | Dipimpin oleh Arung |
12. | Distrik Camba | Dipimpin oleh Arung |
13. | Distrik Cendrana | Dipimpin oleh Arung |
14. | Distrik Laiya | Dipimpin oleh Arung |
15. | Distrik Wanua Waru | Dipimpin oleh Arung |
16. | Distrik Gantarang Matinggi | Dipimpin oleh Arung |
- Pusat pelayanan transportasi udara internasional, yakni Bandar Udara Sultan Hasanuddin. Bandar udara ini terletak di Kecamatan Mandai yang merupakan wilayah perbatasan dengan Kota Makassar. Pertumbuhan pelayanan bandar udara Hasanuddin yang begitu pesatnya, sehingga dilakukan pengembangan bandar udara baru dengan luas lahan pengembangan 554,6 Ha. Bandar udara Hasanuddin merupakan wilayah pintu gerbang Sulawesi Selatan dan KTI yang mengindikasikan bahwa Kabupaten Maros adalah gerbang utama pembangunan regional dan nasional.
- Pusat Penelitian Pertanian, yakni dengan adanya pengembangan Balai Penelitian Tanaman Sereal dan Tanaman Pangan yang berlokasi di Kecamatan Turikale. Balai penelitian ini melakukan serangkaian penelitian untuk menghasilkan inovasi teknologi pertanian sekaligus mendiseminasikan secara terarah guna mendukung upaya peningkatan produksi pertanian sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Selatan.
- Pusat Penelitian Kelautan dan Perikanan, yakni dengan adanya kawasan riset tentang potensi kelautan dan perikanan. Hal iniu sangat mendasar karena wilayah Kabupaten Maros sebagai daerah pesisir dengan kontribusi pada sektor perikanan di Sulawesi Selatan cukup besar, terutama dalam memenuhi kebutuhan wilayah Kota Makassar sebagai ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Disamping itu, kegiatan perikanan yang diusahakan dan dikembangkan oleh masyarakat Kabupaten Maros adalah perikanan budidaya air payau yang mencapai luas tambak 9.461,53 Ha.
- Militer, yaitu wilayah Kabupaten Maros merupakan wilayah yang dijadikan sebagai Pusat Pelatihan dan Pendidikan TNI-AD, yaitu dengan adanya kawasan pelatihan dan pendidikan Kostrad TNI-AD. Lokasi kegiatan ini berlokasi pada dua kecamatan, yakni Sambueja Kecamatan Bantimurung dan Kariango Kecamatan Tanralili. Disamping itu, Kecamatan Mandai juga di jadikan sebagai pangkalan udara TNI Angkatan Udara yang berlokasi di Bandar Udara Sultan Hasanuddin.
- Pusat Kegiatan Keagamaan, yakni suatu kegiatan yang dilakukan oleh jamaah Halwatiah Sammang. Pada setiap hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW, jamaah Halwatiah Sammang bersatu melakukan sikir akbar yang berlokasi di Patte’ne Kecamatan Marusu. Asal jamaah Halwatiah Sammang tersebut telah tersebar diseluruh nusantara, bahkan ada yang berasal dari Malaysia.
- Bagian Wilayah Pengembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata, yaitu suatu kebijakan pengembangan wilayah yang pertama di KTI, dimana sebagian wilayah Kabupaten Maros masuk dalam Kawasan Perkotaan Metropolitan tersebut. Wilayah Kecamatan yang masuk dalam pengembangan ini adalah Kecamatan Mandai, Moncongloe, Tompobulu, Bantimurung, Marusu, Turikale, Tanralili, Lau, Maros Baru, Simbang, Bantimurung, dan Bontoa. Dari luas wilayah pengembangan Kawasan Mamminasata sebesar 2.462 Km2, wilayah Kabupaten Maros yang menjadi bagian kawasan pengembangan tersebut adalah 1.039 Km2 atau 42,20%. Hal ini tentunya sangat memberi manfaat bagi wilayah Kabupaten Maros ditinjau dari segi penyediaan dan pembangunan infrastruktur, penyediaan lapangan kerja, penyerapan tenaga kerja, PAD dan lain sebagainya.
Label: Sejarah
Taman Safari Pucak Kabupaten Maros
Label: Objek Wisata
Leang-Leang
A. Selayang Pandang
B. Keistimewaan
C. Lokasi
D. Akses
E. Harga Tiket Masuk
F. Akomodasi dan Fasilitas
Label: Objek Wisata
Bantimurung
A. Selayang Pandang
B. Keistimewaan
C. Lokasi
D. Akses
Label: Objek Wisata
14 Kecamatan
Nomor | Kecamatan | Kabupaten | Propinsi | Keterangan |
---|---|---|---|---|
1. | Bantimurung | Maros | Sulawesi Selatan | - |
2. | Bontoa | Maros | Sulawesi Selatan | - |
3. | Camba | Maros | Sulawesi Selatan | - |
4. | Cenrana | Maros | Sulawesi Selatan | - |
5. | Lau | Maros | Sulawesi Selatan | - |
6. | Malllawa | Maros | Sulawesi Selatan | - |
7. | Mandai | Maros | Sulawesi Selatan | - |
8. | Maros Baru | Maros | Sulawesi Selatan | - |
9. | Marusu | Maros | Sulawesi Selatan | - |
10. | Moncong Loe | Maros | Sulawesi Selatan | - |
11. | Simbang | Maros | Sulawesi Selatan | - |
12. | Tanralili | Maros | Sulawesi Selatan | - |
13. | Tompobulu | Maros | Sulawesi Selatan | - |
14. | Turikale | Maros | Sulawesi Selatan | - |
Label: Sejarah
Archivo
-
▼
2011
(35)
-
▼
Januari
(35)
- Kesong-kesong
- Tarian Ma’Raga
- Tari Tubaranina Marusu
- Tari Makkampiri
- Tari Bunting Berua
- Tarian Kalubampa
- Tari Mamuri-muri
- Tari Kalabbirang
- Tari Mapeepe-pepe
- Tari Mappadendang
- Tari Salonreng
- Ma’royong
- Dengka Ase Lolo
- Mallangiri
- Lomba Perahu Hias
- Maulid Rasulullah Saw.
- Bias Muharram
- Upacara Mappa Dendang
- Upacara Adat Katto Bokko
- Upacara Adat Appalili
- Situs Prasejarah Leang Akkarrasa Rammang-rammang
- Cagar Alam Karaenta
- Pantai Kuri
- Leang PanningE
- Rea Toa
- Bonto Somba
- Bulu’ Sipong
- Goa Pattunuang
- Sejarah Maros
- Taman Safari Pucak Kabupaten Maros
- Leang-Leang
- Bantimurung
- 14 Kecamatan
- Letak Geografis
- Benti Merrung, Bantimurung, Membanting Kemurungan
-
▼
Januari
(35)